Senin, 27 Januari 2014

Rasulullah SAW, Suami Idaman Setiap Wanita


Assalamu 'alaikum...

Setiap wanita muslimah di muka bumi ini pastilah mengidolakan sosok Nabi nya Muhammad SAW. Beliau adalah sosok laki-laki sempurna yang tiada tandingannya di dunia ini.
Tutur kata, tingkah laku, dan segala yang dilakukan beliau adalah contoh untuk kita semua.
Nah kali ini kita bahas tentang sifat dan perlakuan Rasulullah SAW terhadap istri beliau, kita bahas satu per satu ya...
  • Saat Marah kepada Aisyah
Kita ketahui bahwa Nabi Muhammad SAW sangatlah menyayangi Aisyah, beliau sering memanggilnya dengan sebutan Humaira (yang kemerah-merahan pipinya). Panggilan yang terdengar sangan romantis ini kemudian menjadikan inspirasi saya untuk menamai anak saya (kalo dikasih anak perempuan nantinya) Amin.. Beliau tidak pernah sekalipun mengeluarkan kata-kata penuh emosi kepada sang istri meskipun sedang marah, walaupun sesungguhnya beliau juga manusia biasa yang diberi rasa kecewa dan amarah. Saat beliau marah kepada istrinya, maka beliau biasa memijit hidung Aisyah, sambil berkata, “Wahai Aisyah, bacalah do’a, ‘Wahai Tuhanku, Tuhan Muhammad, ampunilah dosa-dosaku, hilangkanlah kekerasan hatiku, dan lindungilah diriku dari fitnah yang menyesatkan’.” (HR Ibnu Sunni). Bahkan beliau juga memperlakukan Aisyah dengan sangat lembut. Rasulullah tidak pernah melibatkan emosi. Ketika sedang marah kepada Aisyah, beliau berkata, “Tutuplah matamu!” Kemudian Aisyah menutup matanya dengan perasaan cemas, khawatir dimarahi Rasulullah. Nabi berkata, “Mendekatlah!” Tatkala Aisyah mendekat, Rasulullah kemudian memeluk Aisyah sambil berkata, “Humairahku, telah pergi marahku setelah memelukmu.” (so sweet ya) 
  •  Saat menenangkan Shafiyah
Pada kali lain, Rasulullah Saw. berupaya begitu rupa menenangkan salah satu istrinya yang sedang mengalami tekanan batin. Pada suatu hari, beliau mendatangi Shafiyah binti Huyay. Beliau menemukan Shafiyah sedang menangis. Kepadanya beliau bertanya, “Apa yang membuatmu menangis?” Shafiyah menjawab, “Hafshah berkata bahwa aku anak orang Yahudi.” Beliau berkata, “Katakan padanya, suamiku Muhammad, ayahku Hârûn, dan pamanku Mûsâ!” Kata-kata beliau menenangkan sekaligus memberikan pengakuan yang sangat tinggi. Padahal banyak dikalangan kita kadang malu terhadap penampilan, pekerjaan, atau bahkan latar belakang pasangan kita.
  •  Romantisme saat berpuasa
Ketika diantara kita yang enggan untuk tetap memberi perhatian kepada pasangan dengan alasan berpuasa, maka inilah sikap Rasulullah yang patut dicontoh:Dalam keadaan puasa pun beliau mengecup Aisyah  Ia bertutur, “Rasulullah Saw. mendekatiku untuk mengecupku. Aku katakan bahwa aku sedang berpuasa. Beliau bersabda, ‘Aku juga sedang berpuasa.’ Beliau menghampiriku lalu mengecupku".Nah, puasa bukan alasan untuk tidak harmonis dan romantis kan, buat para pasangan suami istri... 
  •  Lemah Lembut bahkan saat seharusnya beliau marah.
Dari Anas bin Malik ia berkisah, “Suatu saat Nabi halallahu ‘alaihi wa sallam di tempat salah seorang istrinya maka istrinya yang lain mengirim sepiring makanan. Maka istrinya yang sedang bersamanya ini memukul tangan pembantu sehingga jatuhlah piring dan pecah sehingga makanan berhamburan. Lalu Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam mengumpulkan pecahan piring tersebut dan mengumpulkan makanan yang tadinya di piring, beliaushalallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Ibu kalian cemburu…”. Perhatikanlah, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam sama sekali tidak marah akibat perbuatan istrinya yang menyebabkan pecahnya piring. Nabi tidak mengatakan, “Lihatlah! makanan berhamburan!!, ayo kumpul makanan yang berhamburan ini!. ini adalah perbuatan mubadzir!” Akan tetapi ia mendiamkan hal tersebut dan membereskan bahkan dengan rendah hati nabi langsung mengumpulkan pecahan piring dan mengumpulkan makanan yang berhamburan, padahal di sampingnya ada seorang pembantu. Tidak cukup sampai di situ saja, nabi juga memberi alasan untuk membela sikap istrinya tersebut agar tidak dicela. Nabi mengatakan, “Ibu kalian sedang cemburu.”
  • Menghormati hak istri
suatu hari beliau juga pernah tidur di depan pintu rumah. Ketika itu Rasulullah pulang terlalu malam, mungkin di sebabkan karna ada urusan yang mengharuskan beliau pulang malam. Ketika Rasulullah Saw mengetuk pintu rumahnya 3 kali, ketukan pertama biasa aja, ketukan kedua dan ketiga menjadi tambah pelan. Ketika Rasulullah Saw tidak mendapati istrinya aisyah membukakan pintu, lantas beliau tidur didepan pintu. Rasulullah melakukan hal itu karna beliau sangat menghormati istrinya. Beliau mengargai hak dari sang istri untuk bisa tidur tanpa mendapatkan gangguan. Padahal waktu itu Aisyah sedang menunggu kedatangan beliau. waktu itu aisyah kaget karna tidak mendapati beliau di dalam ruamah, sehingga aisyah keluar membuka pintu rumah yang sebenarnya kedatangan Rasulullah Saw sedang di tunggu oleh aisyah. Ketika Aisyah membuka pintu rumah, yang beliau dapatkan adalah Rasulullah Saw sedang tidur disana. Aisyah pun berkata “kenapa engkau tidur disini?” Nabi Muhammmad menjawab, “Aku pulang sudah larut malam, aku khawatir mengganggu tidurmu sehingga aku tidak mengetuk pintu. itulah sebabnya aku tidur di depan pintu.” 
  • Menjaga perasaan istri
Rasulullah Saw juga sangat menjaga perasaan istrinya. suatu ketika, Rasulullah SAW pulang pada waktu pagi. Beliau pasti sangat lapar saat itu. Tetapi dilihatnya tidak ada apapun untuk sarapan, bahkan yang mentah pun tidak ada karena waktu itu ‘Aisyah belum ke pasar. Maka beliau bertanya, “Belum ada sarapan ya Khumaira?” Aisyah menjawab dengan agak serba salah, “Belum ada apa-apa ya Rasulullah.” Rasulullah SAW lantas berkata, “Jika begitu aku puasa saja hari ini.” tanpa sedikit pun tergambar raut kesal di muka beliau.
  • Membersihkan titisan darah haid isteri

Dari Aisyah r.a., dia berkata, “Aku pernah tidur bersama Rasulullah s.a.w. di atas satu tikar ketika aku sedang haid. Apabila darahku menitis di atas tikar itu, Baginda mencucinya pada bahagian yang terkena titisan darah dan baginda tidak berpindah dari tempat itu, kemudian beliau sembahyang di tempat itu pula, lalu Baginda berbaring kembali di sisiku. Apabila darahku menitis lagi di atas tikar itu, Baginda mencuci pada bahagian yang terkena titisan darah itu saja dan tidak berpindah dari tempat itu, kemudian baginda pun sembahyang di atas tikar itu.” (Hadis Riwayat Nasai).

Wah masih banyak lagi yang bisa kita petik dari sikap Nabi Muhammad SAW. Beliau memang suami idaman setiap wanita muslimah. Jika menginginkan suami seperti beliau, maka bersikaplah seperti istri beliau. Berusaha yang terbaik untuk suami, walaupun sulit, yuk kita berusaha...

Wassalamu 'alaikum













Tidak ada komentar:

Posting Komentar